Social Icons

Pages

Thursday 18 April 2013

Google Tantang Hacker Bobol Chrome



Inggris - Google memberikan tantangan yang menarik untuk para hacker. Bagi siapapun yang berhasil menemukan kerentanan dalam browser Chrome bakal membawa pulang uang senilai USD 20 ribu, atau setara Rp 180 Juta-an.

Kompetisi tersebut rencananya bakal digelar pada ajang kontes hacker Pwn2Own yang bakal diselenggarakan di Kolombia, 9 Maret 2011. Selain sejumlah uang, pemenang juga akan membawa pulang notebook CR-48 dengan sistem operasi Google Chrome.

Dikutip detikINET, dari Siliconindia, Jumat (4/2/2011), ketentuan untuk mengikuti kompetisi tersebut adalah, peserta harus membobol browser Chrome menggunakan kode yang telah ditulis Google pada Windows 7 dan Mac OS dalam kurun waktu 30 menit.

Hal ini dilakukan Google untuk membuktikan bahwa browser besutannya lebih aman ketimbang para pesaing lain seperti, Internet Explorer, Firefox dan Safari. (eno/fyk)

Hacker vs Cracker, Apa Bedanya?


Jakarta - Saya sering mendengar teman-teman saya yang sesumbar bahwasanya mereka adalah seorang hacker handal. Padahal mereka hanya bisa memanfaatkan tools hack karya orang lain. Nah yang jadi pertanyaan saya, yang disebut sebagai hacker sejati itu seperti apa?

(Ri, Pria, 16th)

Jawaban :

Pada intinya, hacker adalah orang yang memiliki kemampuan tinggi terkait dengan eksplorasi sebuah system. Semangat dari hacker adalah eksplorasi dan keterbukaan informasi. Hacker tidaklah bertujuan untuk melakukan perusakan atau hal lain yang dapat merugikan pihak lain. Adapun mereka yang inginnya merusak dan/atau sekedar menggunakan tools hasil karya orang lain, biasanya disebut sebagai cracker.

Untuk sejarah terminologi antara hacker vs cracker, saya kutipkan dari isi tesis saya sebagai berikut:

Terminologi hacker muncul pada awal tahun 1960-an di antara para anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer dan mereka berkutat dengan sejumlah komputer mainframe. Kata hacker pertama kalinya muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik ketimbang yang telah dirancang bersama sebelumnya.

Kemudian pada tahun 1983, analogi hacker semakin berkembang untuk menyebut seseorang yang memiliki obsesi untuk memahami dan menguasai sistem komputer. Hal tersebut disebabkan karena pada saat itu untuk pertama kalinya FBI menangkap kelompok kriminal komputer The 414s yang berbasis di Milwaukee AS. 414 merupakan kode area lokal mereka. Kelompok yang kemudian disebut oleh media massa Amerika sebagai hacker tersebut dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 buah komputer, dari komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboratorium Nasional Los Alamos. Satu dari pelaku tersebut mendapatkan kekebalan karena testimonialnya, sedangkan lima pelaku lainnya mendapatkan hukuman masa percobaan.

Pada tahun yang sama keluar pula sebuah film berjudul War Games yang salah satu perannya dimainkan oleh Matthew Broderick sebagai David Lightman. Film tersebut menceritakan seorang remaja penggemar komputer yang secara tidak sengaja terkoneksi dengan super komputer rahasia yang mengkontrol persenjataan nuklir AS.

Menurut James O'Brien dalam bukunya Management Information System (McGraw-Hill, 1999), hacking didefinisikan sebagai sebuah perilaku obsesif dan atau tanpa otorisasi yang sah dalam menggunakan komputer atau sistem jaringan komputer dan pelakunya disebut dengan istilah hacker. Ditambahkan pula bahwa hacker ilegal, yang kerap mencuri dan atau merusak data atau program, mencuri kartu kredit hingga mengganti tampilan suatu situs di Internet disebut dengan istilah cracker, dan aktifitasnya disebut cracking.

Secara spesifik, Richard Mansfield dalam bukunya Hacker Attack (Sybex, 2000) mendefinisikan hacker sebagai seseorang yang memiliki keinginan untuk melakukan eksplorasi dan penetrasi terhadap sebuah sistem operasi dan kode komputer pengaman lainnya, tetapi tidak melakukan tindakan pengrusakan apapun, tidak mencuri uang atau informasi. Mansfield menambahkan bahwa cracker adalah sisi gelap dari hacker dan memiliki kertertarikan untuk mencuri informasi, melakukan berbagai macam kerusakan dan sesekali waktu juga melumpuhkan keseluruhan sistem komputer.

Hacker sebenarnya memiliki kode etik yang pada mulanya diformulasikan dalam buku karya Steven Levy berjudul Hackers: Heroes of The Computer Revolution, pada tahun 1984. Kode etik hacker tersebut, yang kerap dianut pula oleh para cracker, adalah :

- Akses ke sebuah sistem komputer, dan apapun saja dapat mengajarkan mengenai bagaimana dunia bekerja, haruslah tidak terbatas sama sekali

- Segala informasi haruslah bebas diakses

- Jangan percaya pada otoritas, promosikanlah desentralisasi

- Hacker haruslah dinilai dari sudut pandang aktifitas hackingnya, bukan berdasarkan standar organisasi formal atau kriteria yang tidak relevan seperti derajat, usia, suku maupun posisi.
- Seseorang dapat menciptakan karya seni dan keindahan di komputer
- Komputer dapat mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik.

Hadang Cybercrime, Kominfo Kumpulkan Jagoan IT Security



Jakarta - Potensi ancaman kejahatan di dunia maya dilaporkan makin meningkat. Terlebih, jumlah pengguna internet dan aktivitas di dunia digital terus bergerak tanpa henti.

Melihat kondisi seperti itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) coba membuat ajang sharing ilmu lewat sebuah konferensi internasional bertajuk 'Indonesia Information Security Forum (IIS) 2012: Cybersecurity Policy & Regulation Confidence Building Measures in Cyberspace' yang digelar di Bandung pada 9-10 Oktober 2012.

Menurut Dirjen Aplikasi dan Telematika Kementerian Kominfo Ashwin Sasongko, acara ini jadi bentuk concern pemerintah untuk mewaspadai potensi ancaman keamanan informasi di era digital.

"Kami mengumpulkan komunitas-komunitas informasi teknologi untuk share informasi perkembangan soal keamanan informasi saat ini. Dengan tujuan menggalang komitmen secara konkret bagi penguatan upaya menghadapi beragam ancaman cybercrime," ujarnya, di Hotel Hilton, Jalan HOS Cokroaminoto, Bandung, Rabu (10/10/2012).

Aswhin menambahkan, perkembangan penggunaan internet saat ini meningkat pesat yang di antaranya ditandai dengan berbagai pembangunan infrastruktur dan konten IT. "Belum lagi program seperti e-banking, e-ktp dan lain-lain," katanya.

Namun pertumbuhan itu, lanjut Ashwin, harus disertai dengan adanya jaminan keamanan sehingga para pengguna internet tak khawatir.

"Dari segi security, kalau enggak aman, maka pengguna internet akan kabur. Contohnya saja Bandung, kalau kia tahu bagaimana keamanannya kan tidak ada masalah ketika kita akan mengunjunginya. Kita mengantisipasi supaya yang dikhawatirkan jangan sampai terjadi," pungkasnya.

Sejumlah gangguan keamanan informasi yang dimaksud misalnya spoofing, spamming, sniffer, cracker, hacker, cyber terorist, serbuan virus dan sebagainya.

Dalam acara ini, hadir memberikan keynote speech yaitu oleh Basuki Yusuf Iskandar selaku Sekjen Kementerian Kominfo, Dirjen Pertahanan Potensial Kementerian Pertahanan Pos M Hutabarat dan Subiyanta Mandala dari Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM.

Acara ini diikuti oleh ratusan peserta yang terdiri dari peneliti, praktisi dan ahli di bidang keamanan IT, sektor publik dan masyarakat umum. Menghadirkan tema seminar 'Global Cyber Securitty Issue' dengan pembicara Prof. Dr. Marco Gercke (ITU Cybersecurity Consultant), Dr.Ian Brown (Oxford University) dan Kim Andreasson dari UN on Government Security.
 

Sample text

Sample Text

Sample Text